Pileg Telah Usai, Semarak Pilkada (Pilwalkot) Menanti

masyarakat kini memperbincangkan sejumlah sosok tokoh yang disebut-sebut akan meramaikan kontestasi Pilwalkot.

Artikel51 Dilihat

Gunungsitoli, CSC – Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari telah usai terlaksana. Kendati kini masih ada riak-riak pesta demokrasi itu, KPU dan jajarannya terus merampungkan perhitungan suara.

Setelah Pemilu bulan lalu, perhatian warga, khususnya di Kota Gunungsitoli mulai tertuju pada Pilkada (Pilwalkot) serentak tahun 2024 yang akan datang, dimana KPU telah menetapkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan dilaksanakan, Rabu 27 November 2024 mendatang.

Beberapa pihak mencoba mengajukan perubahan pelaksanaan, namun pihak lain mencium gelagat, mempercepat jadwal Pilkada bertujuan agar proses dapat di intervensi. Mahkamah Konstitusi (MK) kemudian menegaskan pelaksanaan harus November sesuai Undang-undang Pilkada.

Pernyataan MK pun tertuang dalam putusan perkara nomor 12/PUU-XXII/2024. Menolak perubahan untuk menghindari tumpang tindih tahapan Pemilu dan Pilkada, serta menghempang persoalan konstitusionalitas Pilkada.

Kejelasan jadwal pelaksanaan tersebutlah barangkali salah satu yang membuat berbagai pihak mulai serius menatap hajatan pesta demokrasi untuk memilih pimpinan pemerintahan daerah (Bupati, Walikota, Gubernur).

Khusus di Kota Gunungsitoli, tensi Pemilu yang belum mendingin, kini disambut menghangatnya isu Pilkada. Sejumlah pihak bahkan telah memulai persiapan jauh sebelumnya, yakni dari moment Pilcaleg yang telah berlalu. Bahwa pendaftaran pasangan calon (Paslon) walikota harus memenuhi persyaratan perolehan paling sedikit 20% jumlah kursi DPRD akumulasi perolehan suara sah Pemilu anggota DPRD, atau, menempuh jalur perseorangan. (UU RI nomor 10 tahun 2016)

Selain isu ketentuan kursi DPRD, masyarakat kini memperbincangkan sejumlah sosok tokoh yang disebut-sebut akan meramaikan kontestasi Pilwalkot.

Tokoh dari berbagai kalangan menghangat menjadi bahan pembahasan di tengah masyarakat saban hari. Mulai dari Walikota Gunungsitoli, Sowa’a Laoli SE MSi. Sowa’a selaku petahana disebut pantas bila akan maju pada Pilkada serentak. Banyak kalangan juga berpendapat, petahana tidak akan menyia-nyiakan momentum positif yang dimiliki dan berbagai kelebihan yang melekat saat menjabat.

Memiliki popularitas, jaringan serta hal lainnya. Apalagi Sowa’a Laoli dikenal telah banyak makan asam garam perpolitikan. Pernah menjadi wakil walikota, menjadi ketua DPRD dan beberapa periode menjadi anggota DPRD.

Management administrasi serta penataan aparatur Pemko yang dilakukan akhir-akhir ini juga dinilai sebagai langkah serius, untuk menciptakan pelayanan lebih prima bagi masyarakat sehingga menegaskan kelayakannya melanjutkan kepemimpinan kota ke depan.

Dalam dunia perpolitikan, majunya petahana sering diinterpretasikan sebuah keharusan dan dapat dianggap sebagai faktor menekan gengsi.

Masyarakat juga memperbincangkan tokoh lainnya yakni, Dalizatulo Lase SH, MH, Dr (HC) Yusman Dawolo M IKom, Mayjen (Purn) Christian Zebua, Drs Martinus Lase, Yanto dan lainnya.

Dalizatulo yang merupakan pengusaha dan lowyer di Riau sempat meramaikan wajah Kota Gunungsitoli degan baliho-baliho menarik, kemudian beberapa kali berinteraksi dengan masyarakat hingga menyapa warga di kedai-kedai kopi.

Masyarakat mengasumsikan hal tersebut sebagai sinyal Dalizatulo berniat maju pada Pilwalkot Gunungsitoli.

Yusman Dawolo, yang disebut sebut pengusaha di Jakarta telah dideklarasikan sebagai Bacalon walikota Gunungsitoli. Dalam acara yang dihadiri beberapa elemen masyarakat dua minggu lalu di Restaurant Grand Kartika Gunungsitoli, Yusman Dawolo yang kerap membawa jargon “anak muda berusaha” mengaku tertantang memperbaiki perekonomian masyarakat dengan mendukung UMKM.

Dari penelusuran google diketahui, Yusman yang mengelola usaha di bidang kesehatan adalah juga seorang pendakwah.

Nama berikut adalah Mayjen (Purn) Christian Zebua. Christian yang merupakan mantan Pangdam Cendrawasih terlihat lebih banyak menghabiskan hari harinya di Kota Gunungsitoli.

Meski dia belum menunjukkan gelagat maju Pilwalkot, sejumlah pihak kerap memperbincangkannya dan mengatakan pantas memimpin Gunungsitoli ke depan, sebab pengalaman beberapa kali menduduki jabatan penting di TNI AD, merupakan modal positif memajukan daerah.

Yanto, Ketua DPRD Gunungsitoli juga sering menjadi sosok yang digadang-gadang maju Pilwalkot. Selain sebagai Ketua DPC PDIP, Yanto dikenal bertangan dingin pada kontestasi perta demokrasi, baik sebagai peserta maupun tim pemenangan.

Sementara Martinus Lase yang merupakan mantan Sekda Kabupaten Nias dan anggota DPRD Gunungsitoli, secara management diyakini mampu memimpin kota ke depan dengan segudang pengalaman yang mumpuni. Apalagi dirinya selaku Ketua DPC Partai Golkar memiliki tiket dan kekuatan di legislatif.

Ada juga dua tokoh muda yang kerap tampil di ranah publik yakni, Andhika Laoli, SSTP MSi dan Karya Batee, SSTP MAP. Keduanya dari kalangan ASN.

Andhika merupakan Kepala Inspektorat Pemkab Nias sekaligus Ketua Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI) Gunungsitoli, sementara Karya menjabat Kepala Bappeda Gunungsitoli juga Ketua DPD-KNPI. Masyarakat menilai keduanya harus mengorbankan hal besar bila berniat maju Pilwalkot, sebab keduanya masih muda, memiliki peluang karier yang masih panjang. Namun bila keduanya memiliki niat yang kuat serta dukungan berbagai lini, tidak mustahil keduanya juga meramaikan kontestasi Pilkada.

Selain nama-nama diatas, nama sejumlah tokoh Nias yang sedang mengembangkan karier politik pada tatanan nasional dan regional serta kalangan akademisi dan rohaniawan juga bisa saja tiba-tiba menguat.

Misalnya, Pdt. Berkat Laoli (anggota DPRD Sumut), AKBP (Purn) Bazawato Zebua, SH., MH (mantan Kapolres Nias), Pdt. Tuhoni Telaumbanua, PhD (mantan Ephorus BNKP), Eliyunus Waruwu, SPt., MSi (akademisi), Melianus Telaumbaua (politisi) dan nama nama lainnya.

Kehadiran politisi nasional turun gunung untuk berkontestasi di Pilkada juga sangat dimungkinkan, dan hal itu telah terjadi beberapa kali di Pulau Nias.

Selain bursa walikota, tokoh lainnya juga ramai diperbincangkan sebagai calon wakil antara lain, Yunius Larosa, Sozanolo Telaumbanua, Emmanuel Ziliwu, SE dan lainnya.

Tentu sekali, nama nama diatas tidak baku. Sosok yang diunggulkan menjadi calon walikota bisa bergeser menjadi wakil, dan sebaliknya, tergantung perkembangan dinamika politik di kota ini.

Disisi lain, tingkat popularitas yang tinggi ditengah masyarakat tidak jaminan dapat melenggang mendapatkan tiket menjadi calon walikota atau wakil. Berkompetisi menuju pimpinan daerah harus mendapatkan restu Parpol/gabungan Parpol atau dukungan masyarakat dari Independen untuk didaftarkan di KPU.

Sesuai PKPU nomor 2 tahun 2024, pendaftaran calon baru dibuka pada 27 Agustus 2024, sehingga nama-nama Bapaslon masih sangat cair dan dinamis.

Mari kita mendukung Pilwalkot yang segera dihelat. Senantiasa berpandangan positif dalam proses Pilkada, memberikan masukan dan kritik membangun untuk menghasilkan sosok walikota yang berdedikasi, amanah dan mengayomi masyarakat Kota Gunungsitoli.